Headlines

mualaf

soccer

Culture

KBRN, Jakarta: Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) mengaku sulit untuk mengontrol kampanye di media sosial pada masa tenang. Masa tenang berlangsung selama tiga hari mulai 6 April hingga 8 April.
Nah dimasa tenang itu, partai politik, calon anggota legislatif dan calon anggota DPD dilarang untuk berkampanye rapat umum baik di media cetak maupun elektronik, rapat terbatas, pemasangan alat peraga.
“Kampanye di media  sosial tidak boleh dalam bentuk apapun termasuk hasil survei. Yang menjadi masalah, Undang-Undang tidak mengatur soal kampanye di media sosial karena untuk mengontrol sangat susah. Di Media sosial kan banyak yang tidak jelas identitasnya,” kata Komisioner Bawaslu Nelson Simanjuntak, Jumat (4/4/2014).
Jumlah pelanggaran dalam kampanye mencapai ratusan kasus. Pelanggaran dibagi menjadi dua yaitu administrasi dan pelanggaran tindak pidana pemilu. Pelanggaran administrasi adalah pelanggaran tata cara dan mekanisme pemilu yang diatur di Undang-Undang.
Sementara pelanggaran tindak pidana pemilu adalah semua tindak pidana yang diatur dalam UU Nomor 8 Tahun 2012 tentang Pemilu. Tindak pidana pemilu akan ditangani oleh Polri setelah sebelumnya dilakukan pendalaman oleh Bawaslu. Contoh pelanggaran tindak pidana pemilu diantaranya adalah money politic atau politik uang dan kampanye di luar jadwal.
“Ada persoalan masalah materi hukum luas sehingga dalam penerapannya sulit,” ujarnya. Pendapat serupa juga diungkapkan oleh Anggota KPU Juri Ardiantoro. “Problemnya adalah Bawaslu juga sudah merasakan sulitnya mengontrol media sosial apalagi belum ada cara yang efektif,” tutur Juri. (Sgd/BCS)

http://rri.co.id/index.php/berita/96262/Masa-Tenang-Pemilu-Kampanye-Di-Media-#.U0J5rhxlfX8
Bill Gates, pendiri Bill & Melinda Gates Foundation memberikan apresiasi terhadap program pengabdian masyarakat Universitas Gadjah Mada saat berkunjung pada Sabtu (5/4). Dalam kunjungan selama 1,5 jam ke Fakultas Kedokteran UGM, Bill Gates bertemu dengan Rektor UGM, Prof. Dr. Pratikno M.Soc.Sc, beserta para wakil rektor dan pimpinan Fakultas Kedokteran UGM.

Pratikno menyambut gembira kunjungan Bill Gates ke UGM. Mengenal Bill Gates sebagai tokoh yang sangat besar perhatiannya dalam pengabdian masyarakat, Pratikno menjelaskan bahwa UGM adalah university of the people. "Dahulu UGM dibentuk oleh masyarakat Indonesia untuk rakyat Indonesia. Saat ini salah satu program unggulan yang dimiliki UGM adalah pengabdian dan pemberdayaan masyarakat UGM melalui Kuliah Kerja Nyata (KKN)," tuturnya.

Pratikno menyampaikan bahwa KKN UGM diawali dengan pengiriman guru bantu ke daerah yang membutuhkan. "Saat ini KKN dilakukan secara multidisiplin dan bertujuan untuk memecahkan berbagai masalah bangsa seperti kesehatan, kebencanaan, energi terbarukan, dan lain-lain," ‎tambahnya.

Bill Gates sangat mengapresiasi pengabdian dan pemberdayaan masyarakat UGM. "Program UGM ini sangat menarik karena sifatnya yang multidisiplin dan diperkuat oleh sumber daya pengetahuan indegeneous," ungkapnya.

Selain itu, Bill Gates juga menyatakan ketertarikannya untuk mengenal UGM lebih dekat dan menjalin kerjasama. ‎"Saya akan berkunjung kembali ke kampus UGM dalam waktu yang lebih lama agar dapat bertemu dengan mahasiswa UGM," tandasnya.

Salah satu tujuan kunjungan Bill Gates ke UGM adalah melihat penelitian Dengue yang dikembangkan oleh Eliminate Dengue Project-Yogyakarta. Eliminate Dengue Project adalah riset yang dipimpin oleh Fakultas Kedokteran UGM dan didanai sepenuhnya oleh Yayasan Tahija, Indonesia. 

Bill Gates tertarik melihat perkembangan penelitian ini di Indonesia karena Foundation for the National Institutes of Health melalui Grand Challenges in Global Health dari Bill & Melinda Gates Foundation mendukung Eliminate Dengue Program-Global yang dilaksanakan di negara-negara lain, yaitu Australia, Vietnam, Brazil, Colombia, China dan Singapore, dengan peneliti utama dari Faculty of Science, Monash University.
Video pertemuan Rektor UGM dan Bill Gates dapat disimak di sini. (Humas UGM)

http://ugm.ac.id/id/berita/8865-bill.gates.apresiasi.pengabdian.masyarakat.ugm
Oleh: Adian Husaini

SEBENARNYA, masalah demokrasi bisa dibicarakan dengan lebih ilmiah. Istilah “demokrasi” tidak tepat didikotomikan dengan istilah “khilafah”. Tetapi, lebih tepat, jika “demokrasi” versus “teokrasi”. Sistem khilafah beda dengan keduanya. Sebagian unsur dalam sistem khilafah ada unsur demokrasi (kekuasaan di tangan rakyat) dan sebagian lain ada unsur teokrasi (kedaulatan hukum di tangan Tuhan). Membenturkan demokrasi dengan khilafah, menurut saya, tidak tepat.

Sistem demokrasi ada yang bisa dimanfaatkan untuk dakwah, Karena adanya kebebasan berpendapat. Maka, Hizbut Tahrir justru berkembang ke negara-negara yang menganut sistem demokrasi, seperti di Indonesia. Di AS, Inggris, dan sebagainya, HT lebih bebas bergerak dibanding dengan di Arab Saudi. Karena itu, demokrasi memang harus dinikmati, selama tidak bertentangan dengan Islam. Itulah yang dilakukan oleh berbagai gerakan Islam, dengan caranya masing-masing. Ada yang masuk sistem politik, ada yang di luar sistem politik,tetapi masuk sistem pendidikan, dan lain-lain.  Tapi, mereka tetap hidup dan menikmati sistem demokrasi. Saat HTI menjadi Ormas, itu juga sedang memanfaatkan sistem demokrasi, karena sistem keormasan di Indonesia memang “demokratis”.

Karena itu, menolak semua unsur dalam demokrasi juga tidak tepat. Karena demokrasi adalah istilah asing yang harus dikaji secara kritis. Para ulama kita sudah banyak melakukan kajian terhadap demokrasi, mereka beda-beda pendapat dalam soal menyikapinya. tapi, semuanya menolak aspek “kedaulatan hukum” diserahkan kepada rakyat, sebab kedaulatan hukum merupakan wilayah Tuhan. kajian yang cukup bagus dilakukan oleh Prof Hasbi ash-Shiddiqy dalam buku Ilmu Kenegaraan dalam Fiqih Islam.

Inilah yang kita sebut sebagai proses Islamisasi: menilai segala sesuatu istilah  “asing” dengan parameter Islam. Contoh kajian yang bagus dilakukan oleh Ibn Taymiyah dalam menilai istilah-istilah dalam sufi, yang asing dalam Islam, seperti “kasyaf”, “fana”, dan sebagainya. Al-Ghazali juga contoh yang baik saat menilai istilah dan faham “falsafah”. Ada yang diterimanya, tetapi juga ada yang ditolaknya.

Jadi, menurut saya, kenajisan istilah “demokrasi”  bukan “lidzatihi”, tetapi “lighairihi”, karena masih bisa “disamak”. Saat ini pun kita telah menggunakan berbagai istilah asing yang sudah diislamkan maknanya, seperti “agama”, “dosa”, “sorga”, “neraka”, “pahala”, dan lain-lain.

Masalah khilafah juga perlu didudukkan pada tempatnya. Khilafah adalah sistem politik Islam yang unik dan khas. Tentu, agama dan ideologi apa pun, memerlukan dukungan sistem politik untuk eksis atau berkembang. Tetapi, nasib dan eksistensi umat Islam tidak semata-mata bergantung pada khilafah. Kita dijajah Belanda selama ratusan tahun, Islam tetap eksis, dan bahkan, jarang sekali ditemukan kasus pemurtadan umat Islam. Dalam sejarah, khilafah juga pernah menjadi masalah bahkan sumber kerusakan umat, ketika sang khalifah zalim. Dalam sistem khilafah, penguasa/khalifah memiliki otoritas yang sangat besar. Sistem semacam ini memiliki keuntungan: cepat baik jika khalifahnya baik, dan cepat rusak jika khalifahnya rusak. Ini berbeda dengan sistem demokrasi yang membagi-bagi kekuasaan secara luas.

Jadi, ungkapan “masalah umat akan beres jika khilafah berdiri”, juga tidak selalu tepat. Yang lebih penting, menyiapkan orang-orang yang akan memimpin umat Islam. Itulah yang dilakukan oleh Rasulullah saw. Entah mengapa Rasulullah saw — setahu saya — tidak banyak (hampir tidak pernah?) mengajak umat Islam untuk mendirikan negara Islam. meskipun negara pasti suatu hal yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan umat Islam, sebab berbagai aspek hukum dan kehidupan umat terkait dengan negara.

Tapi, saya tidak ketemu hadits: “Mari kita dirikan negara, agar kita jaya!”  Tentu, bukan berarti negara tidak penting.

Terakhir, soal “cara mendirikan khilafah”. Saya sering terima SMS, bahwa khilafah adalah solusi persoalan umat. Beberapa kali acara, saya ditanya, mengapa saya tidak membicarakan khilafah sebagai solusi umat! Saya pernah sampaikan kepada pimpinan HTI, tahun 2010 lalu, tentang masalah ini.

Menurut saya, semangat mendirikan khilafah perlu dihargai, itu baik. Tetapi, perlu didudukkan pada tempatnya juga. Itu yang namanya adil. Jangan sampai, ada pemahaman, bahwa orang-orang yang rajin melafalkan kata khilafah dan rajin berdemo untuk menuntut khilafah merasa lebih baik daripada para dai kita yang berjuang di pelosok membentengi aqidah umat, meskipun mereka tidak pernah berdemo menuntut khilafah, atau bergabung dengan suatu kelompok yang menyatakan ingin mendirikan khilafah.

“Mendirikan khilafah” itu juga suatu diskusi tersendiri. Bagaimana caranya? AD Muhammadiyah menyatakan ingin mewujudkan masyarakat Islam yang sebenar-benarnya! Persis juga punya tujuan serupa. DDII juga sama. Mars MTQ ada ungkapan “Baldatun Thayyitabun wa Rabbun Ghafur”. Apa itu tidak identik dengan “khilafah”. AD/ART PKS juga ingin memenangkan Islam.

Walhasil, menurut saya, dimensi perjuangan Islam itu sangat luas. Semua kita yang ingin tegaknya Islam, perlu bekerjasama dan saling menghormati. Saya sebenarnya enggan menulis semacam ini, Karena saya sudah menyampaikan secara internal. tetapi, karena diskusi masalah semacam ini sudah terjadi berulang kali.

Masalah umat ini terlalu besar untuk hanya ditangani atau diatasi sendirian oleh PKS, HTI, NU, Muhammadiyah, INSISTS, dan lain-lain. Kewajiban diantara kita adalah melakukan taushiyah, bukan saling mencerca dan saling membenci. Saya merasa dan mengakui, kadang terlalu sulit untuk berjuang benar-benar ikhlas karena Allah. Bukan berjuang untuk kelompok, tapi untuk kemenangan Islam dan ikhlas karena Allah. Wallahu a’lam bish-shawab.

Diambil dari milis INSISTS dan dinaikkan atas izin penulis

http://www.islampos.com/khilafah-dan-demokrasi-104236/
Paska kemenangan gemilang Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP) pada Pemilu Lokal Turki, media-media nasional Israel terus menyoroti partai pimpinan Erdogan itu. Haaretz menyebutnya sebagai kemenangan ”The Islamist AKP”. Sedangkan The Jerusalem Post mengutip Harold Rhode -mantan penasihat urusan Islam di Kementerian Pertahanan AS- menyebut kemenangan AKP sebagai “kemenangan Ikhwanul Muslimin”, “kemenangan Arab Islam”, dan “kemenangan Turki Islam.”

Sebelumnya, anggota Biro Politik Gerakan Perlawanan Islam Hamas Izet Rasyq, Senin (31/3) lalu, mengatakan bahwa kemenangan Erdogan akan membuat marah penjajah Zionis dan semua orang yang bertaruh akan jatuhnya partai AKP Turki karena sikap berani Erdogan terhadap isu bangsa Arab dan umat Islam. 

“Kemenangan ini akan berdampak secara positif bagi isu Palestina. Terutama karena Turki di era Erdogan mendukung hak Palestina dan kemauannya yang menolak penjajah Zionis. Turki memiliki sikap yang superior terhadap yahudisasi al Quds dan blokade yang diberlakukan terhadap Jalur Gaza,” kata Rasyq seperti dikutip InfoPalestina.

Rasyq menegaskan bahwa dukungan rakyat yang besar pada partai AKP Turki memiliki bukti-bukti internal melalui dukungan jalur demokrasi dan jatuhnya kampanye negatif terhadap AKP. Dukungan itu juga memiliki bukti-bukti eksternal bahwa rakyat Turki sangat setuju dengan kebijakan luar negeri pemerintahnya, terutama sikapnya terhadap revolusi Arab dan dukungannya pada hak-hak rakyat Arab dalam menentukan nasibnya dan membangun system demokrasi modern.

Rasyq mengungkapkan sangat senang dengan kemenangan besar yang diperoleh partai AKP Turki yang dipimpin oleh PM Erdogan dalam pemilu lokal Turki. 

Secara resmi, Perdana Menteri Palestina Ismail Haniyah dan Presiden Palestina Mahmud Abbas juga telah menyampaikan ucapan selamat kepada Erdogan. [IK/bersamadakwah]

http://www.bersamadakwah.com/2014/04/kemenangan-erdogan-membuat-israel-murka.html
Bacharuddin Jusuf Habibie atau yang lebih familiar dengan BJ Habibie mengatakan tidak ada jalan lain agar orang-orang mudah berpindah tempat di benua maritim seperti Indonesia, selain menggunakan pesawat terbang. Oleh karenanya, ia menyambut positif kehadiran NAM Air, yang rencananya mayoritas akan menggunakan pesawat buatan dalam negeri. Artinya, kehadiran maskapai anak Sriwijaya Airlines tersebut turut mendorong industri pesawat terbang di Indonesia. 

"Insya Allah R-80 tahun 2016 atau 2017 akan mengudara dan dunia akan surprise," ungkap Habibie dengan bangga penuh haru dalam Grand Launching NAM Air, di Jakarta Teater, pada Kamis malam (27/9/2013). 

Sekadar informasi, R-80 adalah pesawat terbang produksi PT Regio Aviasi Industri (RAI), tempat BJ Habibie duduk sebagai komisaris. 

Dalam peluncuran tersebut ditandatangani perjanjian kerja sama (MoU) antara Presiden Direktur NAM Air Jefferson Jauwena dengan BJ Habibie, berkaitan dengan pengadaan 100 unit pesawat R-80, terdiri dari 50 unit firm, dan 50 unit pesawat pilihan. 

Pesawat R-80 merupakan pengembangan dari pesawat N250 yang dibuat BJ Habibie. Pesawat N250 merupakan pesawat yang dikendalikan secara elektronik atau dikenal dengan istilah fly by wire kedua, setelah pesawat keluaran Airbus yakni A-300. 

"Pesawat terbang yang pernah dibuat menusia yang dikendalikan secara elektronik yang dikenal dengan fly by wire pertama kali adalah Airbus di Hamburg di mana saya kerja dulu. Di situ, saya pernah menjadi direktur dan executive vice president," kata mantan Presiden RI ketiga itu. 

"Fly by wire pertama A-300, fly by wire kedua N250, dan ketiga triple seven (B-777). Dalam skala regional, N250 merupakan fly by wire pertama," jelasnya. 

Bahkan, saking semangatnya, Habibie yang kini menginjak usia 77 tahun mengaku memimpin sendiri diskusi desain engineering, financing, sampai sheduling dari R-80 selama dua hingga lima jam sebelum datang ke acara peluncuran. 

"Biar on schedule dan the best, jadi saya harus tahu," tuturnya. 

Industri strategis dibubarkan 

Jauh sebelum R-80, Indonesia pernah hampir memiliki industri pesawat terbang sebagai industri strategis yang kuat, tetapi kandas. Habibie mengatakan, ide membuat pesawat terbang bukan idenya, bukan juga ide Soeharto. Akan tetapi, ide bangsa Indonesia, sesaat setelah mendeklarasikan kemerdekaan. 

Jika ditanya siapa yang pertama kali memiliki inisiatif membuat pesawat terbang, menurut Habibie, jawabannya adalah Angkatan Udara RI (AURI). "Jadi kalau ada suatu bangsa di mana saja dia berada yang mengerti pentingnya teknologi itu, maka itu adalah angkatan bersenjata, angkatan udara, angkatan darat, dan angkatan laut. Oleh karena itu yang mengembangkan teknologi itu adalah mereka dan khususnya AU terus mendorong untuk membuat pesawat terbang," aku Habibie. 

Pada Januari 1950, Presiden Soekarno memutuskan mengirim putra-putri terbaik untuk belajar di luar negeri dalam pilihan bidang pembuatan kapal terbang penumpang atau pembuatan kapal laut untuk mengangkut barang-barang. 

Waktu itu Habibie baru menginjak kelas tiga SMP. Ia pun menjadi pelajar Indonesia gelombang empat yang belajar di bidang pesawat terbang pada 1954. Habibie berhasil menyelesaikan strata 1 pada usia 22 tahun dan strata dua pada usia 24 tahun. 

"S-3 konstruksi pesawat terbang 28 tahun di Jerman. Di tempatnya Teodhore Von Karman, guru besar yang pertama dalam konstruksi pesawat terbang, yang mendirikan NASA. Saya asisten di situ, dan bisa dibaca di Google," kisah dia. 

Lepas menyelesaikan pendidikan, Habibie bekerja untuk sebuah perusahaan di Hamburg, di mana ia pernah menjadi direktur dan executive vice president. "Di situ lahir Airbus, yang sekarang membuat A-380 di situ. Waktu saya mulai ke situ 3.000 (karyawan), waktu saya tinggalkan 4.500, sekarang 16.000. Saudara-saudara, waktu 'nanjak' begini saya tiba-tiba disuruh pulang untuk membangun industri pesawat terbang jadi industri strategis," kenang Habibie. 

"Dan saya ditugaskan membangun industri strategis. Tidak banyak yang tahu waktu saya jadi wakil presiden terpilih, saya harus meletakkan jabatan-jabatan yang saya miliki, dan industri stategis yang saya pimpin itu memiliki 48.000 karyawan dan turnover 10 miliar dollar AS," lanjut dia. 

Seusai pemilu, Habibie mengatakan bersedia melanjutkan kepemimpinan Indonesia, jika pertanggungjawabannya diakui. Jika tidak, lanjutnya, ia memberikan posisi kepresidenan kepada orang lain. "Belum lagi saya bicara tuntas, saya tidak diterima. Tapi tidak mengapa," tuturnya. 

"Saya sampaikan kepada yang ganti, perhatikan dua hal. Satu, jangan lemahkan TNI karena itu adalah tulang punggung perjuangan bangsa Indonesia. Dua, jangan korek-korek industri strategis karena industri strategis adalah keinginan seluruh bangsa Indonesia sejak kemerdekaan. Putra putra terbaik yang memberikan apa saja yang dia miliki," tuturnya. 

Namun, tiba-tiba industri strategis tersebut dibubarkan. "Saya sampai bilang ke Ibu Ainun 'Is that the price I have to pay to get my freedom? Kita akan kembali dan bangkit melaksanakan perjuangan yang sementara terhenti'," kenangnya. 

Kini, di hadapan direksi NAM Air, direksi Sriwijaya Air, dan Kementerian Perhubungan, Habibie mengatakan memanjatkan doa, dan bersyukur karena ada yang meneruskan perjuangan membangun industri strategis. 

"Saya ini orang tua, usia saya 77 tahun tapi semangat saya sama seperti waktu saya umur 17 tahun. Dan semangat ini saya temukan kembali pada yang hadir di sini anak-anak intelektual saya, cucu-cucu intelektual saya. Saya yang mewakili generasi yang fading out, melihat ini semua saya bersyukur," ucap Habibie.

http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2013/09/27/0740216/Habibie.Pesawat.R-80.Akan.Buat.Surprise.Dunia
Bukit hijau, langit biru, dan awan putih yang menggantung sudah menjadi pemandangan yang umum dijumpai di layar komputer pengguna. Pengguna sistem operasi Microsoft Windows XP pasti familiar dengan wallpaper standar yang mempunyai nama "Bliss" tersebut.

Foto tersebut diambil oleh Charles O'Rear saat berkendara dari wilayah Napa ke Sonoma di California, Amerika Serikat, tahun 1996. 

Saat mengendarai mobil, O'Rear melihat pemandangan yang menarik perhatiannya. Ia lalu berhenti dan mengeluarkan kamera medium-format Mamiya RZ67. Lalu "jepret!" jadilah foto pemandangan yang legendaris tersebut. O'Rear mengaku foto tersebut diambil seperti apa adanya, tanpa sentuhan aplikasi pengolah foto.

Kini, saat Microsoft akan menghentikan dukungannya terhadap sistem operasi Windows XP, O'Rear mengungkapkan kekecewaannya. Pasalnya, foto pemandangan yang ia abadikan tadi dibeli oleh Microsoft, 13 tahun yang lalu, dengan kesepakatan sekali bayar, alih-alih menarik lisensi.

"Andai saya tahu kalau foto tersebut akan populer, dan tahu jumlah komputer yang menggunakannya, pasti saya akan negosiasi tentang persetujuannya (yang lebih baik)," ujar O'Rear seperti dikutip Sydney Morning Herald, Rabu (26/3/2014).

"Kesepakatannya bukan berdasar royalti, melainkan hanya seperti 'ini bayaran untuk foto kamu, terima kasih dan kami akan memasangnya di komputer'," demikian cerita O'Rear. Video wawancara dengan O'Rear bisa dilihat melalui tautan berikut ini.

Kekecewaan O'Rear memang bisa dimaklumi karena, menurut perhitungan ahli teknologi, wallpaper Windows XP tersebut hingga saat ini telah dilihat oleh lebih dari 1 miliar kali. Jika Windows XP sampai terjual 1 miliar kopi, dan Microsoft membayar O'Rear satu persennya saja, maka pendapatan O'Rear akan mencapai 10 juta dollar AS.

O'Rear sendiri kini telah berusia 73 tahun. Sepanjang kariernya menjadi fotografer, yakni selama lebih kurang 36 tahun, foto-fotonya telah dimuat di berbagai terbitan terkenal, seperti Los Angeles Times dan National Geographic. Dia pun terlibat dalam berbagai proyek dokumentasi besar. (es/kompas)

http://www.nabawia.com/read/6739/penyesalan-fotografer-wallpaper-windows-xp
Seorang pemuda asal China harus dilarikan ke rumah sakit setelah minum beberapa gelas darah babi hidup. Hasil pemeriksaan menunjukkan terdapat 19 parasit cacing pita di otaknya, yang berpotensi mematikan.

Minum terlalu banyak darah babi hidup benar-benar berakibat buruk pada seorang pria asal Guangxi, China. Pada 18 Februari lalu, pria muda yang tidak disebutkan namanya tersebut dilarikan ke rumah sakit dengan keluhan lemas, pusing, dan kehilangan penglihatan, seperti dikutip detikHealth dari Guiyang Evening News, Kamis (27/2/2014).

Staf medis melakukan CT scan dan menemukan ada 19 parasit di dalam otaknya. Pelakunya dikenal dengan Taenia solium, sejenis cacing pita yang dapat menginfeksi manusia yang menelan daging atau darah babi yang tidak dimasak dengan baik.

Cacing pita ini dapat ditemukan dalam darah dan daging babi. Jika dikonsumsi oleh manusia, larva cacing dapat memasuki aliran darah dan masuk ke otak.

Kabar baiknya, kondisi yang disebut neurocysticercosis ini mudah diobati dengan obat-obatan jika terdeteksi pada tahap awal. Namun, jika tidak diobati dapat menyebabkan kerusakan otak dan saraf yang parah, hingga menyebabkan komplikasi seperti epilepsi dan kebutaan. Kondisi ini bahkan bisa berakibat fatal dalam kasus yang ekstrem.

Sayangnya, kasus pada anak muda ini sedikit parah dan tidak jelas apakah ia bisa sembuh sepenuhnya. Penyebab infeksinya adalah kesukaan pria tersebut minum darah dari babi hidup, yang kemudian dibuat menjadi sup manis. Dengan adanya kasus ini, dokter pun mengingatkan agar orang-orang tidak makan daging babi mentah dan tidak minum darah babi hidup.

sumber : http://health.detik.com/read/2014/02/27/170115/2510542/763/gara-gara-minum-darah-babi-otak-seorang-pemuda-jadi-sarang-cacing-pita?991104topnews